Tutorial Ibu Menyusui
Perhatikan Tanda Peringatan
Meskipun ibu menyusui boleh berpuasa, ada beberapa tanda peringatan yang perlu ibu waspadai, yaitu:
Rekomendasi Dokter Kandungan di Halodoc
Apabila busui ingin berpuasa, ada baiknya hubungi dokter untuk memastikan keamanannya.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis kandungan yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Busui bisa bertanya ke dr. Marsell Phang Sp.OG apabila ingin berpuasa.
Ia merupakan alumnus dari Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2018.
Dokter Marsell Phang Sp.OG juga tergabung dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan saat ini menjalani praktik di Gresik, Jawa Timur.
Sebagai dokter spesialis kandungan, dr. Marsell Phang Sp.OG telah berpengalaman selama 12 tahun. Itu sebabnya, busui tak perlu ragu untuk berkonsultasi di Halodoc jika ingin berpuasa.
Bukan itu saja, dr. Marsell Phang Sp.OG juga bisa memberikan saran terkait program hamil, kesehatan kandungan, keluarga berencana, kehamilan berisiko tinggi dan penyakit kelamin.
Chat dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 49.000,- di Halodoc.
Dokter lain yang bisa ibu hubungi adalah dr. Lucia Leonie Sp.OG. Ia mendapatkan gelar dokternya dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha pada 2011 dan Universitas Hasanuddin pada 2017.
Kini, dr. Lucia Leonie Sp.OG menjalani praktik di Makassar, Sulawesi Selatan dan juga termasuk anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dokter Lucia Leonie Sp.OG telah memiliki pengalaman 13 tahun, sehingga busui tak perlu ragu lagi untuk menghubunginya di Halodoc seputar boleh atau tidaknya berpuasa.
Chat dr. Lucia Leonie Sp.OG mulai dari Rp 49.000,- di Halodoc.
Pilihan lainnya adalah dr. Fitria Angela Umar Sp.OG yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada 2015 dan 2022.
Sekarang ini ia melakukan praktik di Makassar, Sulawesi Selatan dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Berbekal pengalaman 8 tahun sebagai dokter kandungan, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG bisa layanan konsultasi di Halodoc terkait puasa untuk ibu menyusui.
Ia juga bisa memberikan konsultasi terkait kesuburan, gangguan haid dan hormon, keluarga berencana dan program hamil.
Chat dr. Fitria Angela Umar Sp.OG mulai dari Rp 49.000,- di Halodoc.
Itulah berbagai daftar dokter spesialis kandungan yang bisa ibu hubungi untuk mengetahui tips berpuasa saat hamil.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Selama ini jantung pisang sering diolah menjadi tumisan dan masakan bersantan sebagai pelengkap nasi hangat.
Bagian dari pohon pisang bernama Latin Musa Balbisiana Colla itu rupanya juga dipercaya bisa memberikan manfaat, khususnya dalam ASI.
Kepercayaan masyarakat akan khasiat jantung pisang akhirnya menginspirasi para ilmuwan lokal untuk meneliti lebih lanjut.
Artikel Lainnya: Manfaat Menyusui bagi Ibu, Apa Saja?
Studi yang dipublikasikan dalam Belitung Nursing Journal (2017) itu mencatat bahwa rata-rata volume ASI pada kelompok eksperimen yang mengonsumsi jantung pisang sekitar 470.681 ml.
Kadar prolaktin yang dimiliki busui tersebut berjumlah 35,337 nanogram. Sementara itu, pada busui yang tidak mengonsumsi jantung pisang, jumlah ASI-nya sebanyak 364.650 ml.
Perbedaan yang paling mencolok terletak pada kandungan prolaktin yang dimiliki mereka. Kadar prolaktin kelompok yang tidak makan jantung pisang -38,381 nanogram!
Prolaktin merupakan hormon yang sangat penting dan berpengaruh terhadap produktivitas ASI. Di tubuh pria, hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.
Hormon prolaktin juga bisa memengaruhi perilaku, sistem imunitas tubuh, sistem reproduksi, metabolisme, sekaligus kadar cairan di dalam tubuh.
Para peneliti menyetujui bahwa jantung pisang dapat berdampak positif terhadap jumlah ASI. Sebab, kadar prolaktin dan jumlah ASI langsung meningkat usai para ibu mengonsumsi ekstrak Musa Balbisiana Colla tersebut.
Mereka berhadap, hasil studi ini bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sulit memberikan ASI eksklusif karena jumlahnya sedikit.
Artikel Lainnya: Busui Keracunan Makanan, Bolehkah Tetap Berikan ASI?
Hasil positif dari studi jantung pisang untuk ASI tersebut juga dibenarkan oleh dr. Arina Heidyana. Menurutnya, bahan alami yang satu itu memang mampu untuk melancarkan ASI.
“Jantung pisang memiliki kandungan yang beragam. Salah satunya yang paling bermanfaat adalah flavonoid,” terangnya.
Dia menambahkan, “Senyawa itu dapat berkhasiat sebagai laktagogum sehingga produksi ASI melimpah.”
Nah, karena dr. Arina menyinggung tentang banyaknya gizi yang dimiliki, berikut akan dipaparkan kandungan nutrisi yang dimiliki makanan eksotis ini menurut African Journal of Biotechnology. Dalam 100 gram (gr) jantung pisang, terdapat:
Selain itu, asam amino, asam lemak, vitamin C, vitamin A, dan antioksidan lainnya juga terkandung dalam banana flower.
Artikel Lainnya: Belasan Manfaat dalam Buah Pisang
Ibu Muda menyusui bikin gagal fokus
© 2024 — Senayan Developer Community
Selama ini jantung pisang sering diolah menjadi tumisan dan masakan bersantan sebagai pelengkap nasi hangat.
Bagian dari pohon pisang bernama Latin Musa Balbisiana Colla itu rupanya juga dipercaya bisa memberikan manfaat, khususnya dalam ASI.
Kepercayaan masyarakat akan khasiat jantung pisang akhirnya menginspirasi para ilmuwan lokal untuk meneliti lebih lanjut.
Artikel Lainnya: Manfaat Menyusui bagi Ibu, Apa Saja?
Studi yang dipublikasikan dalam Belitung Nursing Journal (2017) itu mencatat bahwa rata-rata volume ASI pada kelompok eksperimen yang mengonsumsi jantung pisang sekitar 470.681 ml.
Kadar prolaktin yang dimiliki busui tersebut berjumlah 35,337 nanogram. Sementara itu, pada busui yang tidak mengonsumsi jantung pisang, jumlah ASI-nya sebanyak 364.650 ml.
Perbedaan yang paling mencolok terletak pada kandungan prolaktin yang dimiliki mereka. Kadar prolaktin kelompok yang tidak makan jantung pisang -38,381 nanogram!
Prolaktin merupakan hormon yang sangat penting dan berpengaruh terhadap produktivitas ASI. Di tubuh pria, hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.
Hormon prolaktin juga bisa memengaruhi perilaku, sistem imunitas tubuh, sistem reproduksi, metabolisme, sekaligus kadar cairan di dalam tubuh.
Para peneliti menyetujui bahwa jantung pisang dapat berdampak positif terhadap jumlah ASI. Sebab, kadar prolaktin dan jumlah ASI langsung meningkat usai para ibu mengonsumsi ekstrak Musa Balbisiana Colla tersebut.
Mereka berhadap, hasil studi ini bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sulit memberikan ASI eksklusif karena jumlahnya sedikit.
Artikel Lainnya: Busui Keracunan Makanan, Bolehkah Tetap Berikan ASI?
Hasil positif dari studi jantung pisang untuk ASI tersebut juga dibenarkan oleh dr. Arina Heidyana. Menurutnya, bahan alami yang satu itu memang mampu untuk melancarkan ASI.
“Jantung pisang memiliki kandungan yang beragam. Salah satunya yang paling bermanfaat adalah flavonoid,” terangnya.
Dia menambahkan, “Senyawa itu dapat berkhasiat sebagai laktagogum sehingga produksi ASI melimpah.”
Nah, karena dr. Arina menyinggung tentang banyaknya gizi yang dimiliki, berikut akan dipaparkan kandungan nutrisi yang dimiliki makanan eksotis ini menurut African Journal of Biotechnology. Dalam 100 gram (gr) jantung pisang, terdapat:
Selain itu, asam amino, asam lemak, vitamin C, vitamin A, dan antioksidan lainnya juga terkandung dalam banana flower.
Artikel Lainnya: Belasan Manfaat dalam Buah Pisang
Selama ini jantung pisang sering diolah menjadi tumisan dan masakan bersantan sebagai pelengkap nasi hangat.
Bagian dari pohon pisang bernama Latin Musa Balbisiana Colla itu rupanya juga dipercaya bisa memberikan manfaat, khususnya dalam ASI.
Kepercayaan masyarakat akan khasiat jantung pisang akhirnya menginspirasi para ilmuwan lokal untuk meneliti lebih lanjut.
Artikel Lainnya: Manfaat Menyusui bagi Ibu, Apa Saja?
Studi yang dipublikasikan dalam Belitung Nursing Journal (2017) itu mencatat bahwa rata-rata volume ASI pada kelompok eksperimen yang mengonsumsi jantung pisang sekitar 470.681 ml.
Kadar prolaktin yang dimiliki busui tersebut berjumlah 35,337 nanogram. Sementara itu, pada busui yang tidak mengonsumsi jantung pisang, jumlah ASI-nya sebanyak 364.650 ml.
Perbedaan yang paling mencolok terletak pada kandungan prolaktin yang dimiliki mereka. Kadar prolaktin kelompok yang tidak makan jantung pisang -38,381 nanogram!
Prolaktin merupakan hormon yang sangat penting dan berpengaruh terhadap produktivitas ASI. Di tubuh pria, hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.
Hormon prolaktin juga bisa memengaruhi perilaku, sistem imunitas tubuh, sistem reproduksi, metabolisme, sekaligus kadar cairan di dalam tubuh.
Para peneliti menyetujui bahwa jantung pisang dapat berdampak positif terhadap jumlah ASI. Sebab, kadar prolaktin dan jumlah ASI langsung meningkat usai para ibu mengonsumsi ekstrak Musa Balbisiana Colla tersebut.
Mereka berhadap, hasil studi ini bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sulit memberikan ASI eksklusif karena jumlahnya sedikit.
Artikel Lainnya: Busui Keracunan Makanan, Bolehkah Tetap Berikan ASI?
Hasil positif dari studi jantung pisang untuk ASI tersebut juga dibenarkan oleh dr. Arina Heidyana. Menurutnya, bahan alami yang satu itu memang mampu untuk melancarkan ASI.
“Jantung pisang memiliki kandungan yang beragam. Salah satunya yang paling bermanfaat adalah flavonoid,” terangnya.
Dia menambahkan, “Senyawa itu dapat berkhasiat sebagai laktagogum sehingga produksi ASI melimpah.”
Nah, karena dr. Arina menyinggung tentang banyaknya gizi yang dimiliki, berikut akan dipaparkan kandungan nutrisi yang dimiliki makanan eksotis ini menurut African Journal of Biotechnology. Dalam 100 gram (gr) jantung pisang, terdapat:
Selain itu, asam amino, asam lemak, vitamin C, vitamin A, dan antioksidan lainnya juga terkandung dalam banana flower.
Artikel Lainnya: Belasan Manfaat dalam Buah Pisang
Halodoc, Jakarta – Selama bulan Ramadan, umat muslim akan bersama-sama menjalankan ibadah puasa, tak terkecuali ibu menyusui. Meski dalam ajaran Islam, ibu menyusui diperbolehkan untuk tidak menjalankan ibadah tersebut, tapi tidak sedikit juga yang ingin ikut berpuasa.
Lantas, apakah berpuasa saat menyusui aman? Bagi ibu yang sedang menyusui, hal yang dikhawatirkan bila ingin menjalani puasa mungkin adalah produksi Air Susu Ibu (ASI) berkurang.
Pasalnya, saat berpuasa, ibu tidak mendapatkan asupan cairan dalam waktu yang lama. Namun, ibu menyusui sebenarnya boleh saja berpuasa, asalkan tetap memperhatikan asupan makanan.
Tips Berpuasa yang Aman Bagi Ibu Menyusui
Nah, bagi ibu menyusui yang ingin ikut menjalankan puasa, lakukan tips berikut ini:
Mencegah terjadinya dehidrasi
Meski aman untuk berpuasa saat menyusui, pastikan ibu memenuhi kebutuhan cairan tubuh saat sahur dan berbuka. Hal itu penting untuk mencegah dehidrasi yang bisa berbahaya bagi ibu menyusui dan bayi.
Busui dianjurkan untuk minum 8 gelas air putih (setidaknya 2,3 liter) setiap hari yang bisa dibagi menjadi 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka puasa, dan 4 gelas pada malam hari.
Selain minum air putih yang cukup, ibu menyusui juga dapat memenuhi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi makanan yang kaya air. Misalnya, sup atau buah semangka, belimbing, stroberi, atau jeruk.
Tanda-tanda dehidrasi
Bila mengalami gejala dehidrasi seperti pusing, lemas, lelah, dan frekuensi buang air kecil menurun, serta urine berwarna gelap, sebaiknya segera membatalkan puasa. Kemudian, segera minum cairan yang mengandung elektrolit untuk menghidrasi tubuh.
Ibu menyusui harus beristirahat yang cukup
Istirahat yang cukup juga penting untuk menjaga stamina tubuh ibu dan produksi ASI. Selain tidur yang cukup selama minimal 7 jam setiap malam, ibu menyusui juga bisa tidur siang agar tidak cepat lelah. Tidur siang jangan terlalu lama, cukup selama 60 menit. Dengan istirahat yang cukup , maka kandungan ASI pun terjaga kualitasnya.
Syarat Berpuasa bagi Ibu Menyusui
Berpuasa aman dilakukan oleh ibu menyusui dan tidak akan mempengaruhi ASI. Namun, pastikan ibu makan dan minum yang cukup, serta mengonsumsi jenis makanan yang tepat saat sahur dan buka puasa agar tetap terhidrasi dan sehat.
Meskipun penelitian tentang puasa dan menyusui masih terbatas, beberapa penelitian melihat komposisi nutrisi ASI ibu yang berpuasa sebenarnya tidak menunjukkan perbedaan komposisi lemak atau nutrisi makro lainnya dalam ASI, sebelum, selama, atau setelah Ramadan.
Meski begitu, ada sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat memiliki efek pada mikronutrien dalam ASI seperti seng, kalium dan magnesium. Akan tetapi, hal itu terkait erat dengan asupan ibu menyusui yang kurang akan nutrisi tersebut.
Jadi, busui tidak perlu khawatir berpuasa akan mengurangi produksi ASI. Apabila busui mengalami penurunan berat badan, kondisi ini hanya memengaruhi kandungan lemak dalam ASI, bukan jumlahnya.
Lakukan olahraga ringan
Ibu menyusui juga disarankan untuk tetap melakukan aktivitas fisik di pagi atau sore hari. Tujuannya agar peredaran darah lancar dan kebugaran tubuh tetap terjaga. Lakukanlah olahraga yang ringan di tempat yang sejuk agar tidak cepat lelah.
Menjaga asupan nutrisi
Selain kebutuhan cairan, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan bila busui ingin berpuasa adalah asupan gizi yang cukup, terutama saat sahur. Sebab, makanan dan cairan yang ibu konsumsi saat sahur akan menjadi bekal energi agar kuat menjalani puasa dan juga menyusui.
Pilihan makanan untuk ibu menyusui saat puasa adalah brokoli, bayam, katuk, telur, salmon, daging, dan kacang merah.
Pastikan juga untuk mengonsumsi makanan berserat, seperti sayuran hijau, karena serat akan membantu mencegah rasa lapar. Selain itu, meski sedang berpuasa, pastikan agar tetap makan sebanyak tiga kali sehari.
Ibu menyusui bisa makan saat sahur dan berbuka dan sekali lagi menjelang tidur. Hal ini dilakukan agar ibu menyusui tidak kekurangan nutrisi.
Untuk mencegah menurunnya asupan potasium, magnesium, dan seng yang kerap terjadi pada ibu menyusui yang berpuasa, ibu dapat menyiasatinya dengan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung tiga zat tersebut. Bila perlu, ibu menyusui dapat mengonsumsi suplemen makanan.