Jp Slot Domino Terbesar Di Dunia Ini Di Indonesia 2024

Jp Slot Domino Terbesar Di Dunia Ini Di Indonesia 2024

Ikan paus selalu dianggap sebagai makhluk terbesar yang hidup di lautan. Benar bahwa mamalia satu ini berukuran sangat besar, tetapi paus ternyata bukan satu-satunya ikan yang memiliki ukuran tubuh besar.

Tidak banyak orang yang tahu jika selain paus, hiu juga memiliki ukuran tubuh yang luar biasa besar. Tidak semua memang, namun beberapa spesies hiu tertentu memiliki tubuh yang sama besarnya dengan paus. Dilansir World Atlas dan berbagai sumber lainnya, ini dia lima spesies hiu terbesar di dunia!

Hiu macan merupakan salah satu spesies hiu paling berbahaya bagi manusia. Pasalnya sama seperti hiu putih, hiu macan juga termasuk spesies yang paling sering menyerang manusia. Dilansir National Geographic, nama tersebut diberikan karena garis-garis gelap yang ada di kulitnya menyerupai kulit macan.

Namun seiring bertambahnya usia, garis ini pada akhirnya akan memudar. Seekor hiu macan dewasa bisa tumbuh sepanjang 7 meter dan berat mencapai 860 kilogram. Mereka biasanya dapat ditemukan di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia.

Soal makanan, hiu macan bukan tipe yang suka pilih-pilih. Mereka akan memakan apa pun yang mereka temukan di lautan. Mulai dari kura-kura hingga sampah pun akan dilahapnya ketika lapar.

Berbeda dengan hiu kebanyakan yang bergerak dengan gesit, hiu greenland justru sangat lamban. Salah satu alasannya, karena tubuh mereka yang sangat besar. Hiu greenland dewasa bisa tumbuh sepanjang 7,3 meter dengan berat 900 kilogram.

Hiu greenland juga menjadi satu-satunya hiu yang menghuni perairan dalam dan dingin seperti Samudra Arktik dan Atlantik. Di musim panas, mereka akan berenang menuju perairan yang dalam dan naik ke permukaan saat musim dingin tiba. Di dua samudra ini, hiu greenland bertahan hidup dengan memangsa anjing laut dan berbagai jenis ikan yang berhasil dia tangkap.

Baca Juga: 7 Spesies Hiu yang Tidak Berbahaya Bagi Manusia, Termasuk Hiu Paus

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Di antara semuanya, hiu putih merupakan spesies yang paling populer. Mereka dikenal sebagai hiu paling ganas yang suka memangsa manusia. Nyatanya bukan hanya itu, hiu putih juga bisa tumbuh hingga ukuran raksasa. Predator ganas ini bisa tumbuh sepanjang 7 meter dengan berat 3.500 kilogram.

Kebalikan dari hiu greenland yang menyukai perairan dingin, hiu putih lebih memilih tinggal di tempat beriklim sedang seperti Samudra Pasifik, perairan Amerika Utara, Meksiko, dan Afrika Selatan. Mereka biasanya memangsa cumi-cumi atau ikan pari, tetapi tidak jarang mereka menyerang manusia yang sedang berenang di perairan dekat pantai.

Memiliki panjang 8 meter, berat 6.000 kilogram, serta mulut yang bisa terbuka selebar 1 meter, hiu basking sekilas memang terlihat sangat menakutkan bagi manusia. Bagaimana tidak, dengan mulutnya yang lebar, spesies ini bisa saja menelan manusia hanya dalam sekali hap.

Untungnya, tidak seperti kebanyakan hiu yang suka menyerang manusia, hiu basking justru termasuk cukup ramah. Dilansir Oceana, spesies ini tidak mengonsumsi ikan, cumi, atau makhluk besar lainnya, melainkan plankton yang berukuran kecil.

Hiu basking sebenarnya hidup di tempat beriklim subkutub yang dingin. Namun saat musim panas tiba, mereka akan bermigrasi sejauh 9.000 km menuju wilayah pesisir untuk mencari copepoda, krustasea kecil yang juga menjadi makanan favoritnya.

Dengan berat yang bisa mencapai 12.500 kilogram dan panjang 20 meter, hiu paus jelas merupakan spesies hiu sekaligus ikan terbesar di dunia. Sama seperti hiu basking, mereka mencari makan dengan membuka mulutnya selebar mungkin dan melahap apa pun yang masuk ke mulutnya.

Umumnya, hiu paus bertahan hidup dengan mengonsumsi plankton, cumi-cumi, ubur-ubur, ikan teri, dan kepiting. Mereka biasanya hidup di wilayah beriklim tropis dan sedang seperti perairan Ekuador, Australia, Afrika Selatan, Filipina, bahkan juga berenang di perairan Indonesia.

Kebanyakan orang hanya mengenal hiu putih sebagai satu-satunya spesies hiu di muka Bumi. Kenyataannya, lautan menampung lebih dari 500 spesies hiu dengan ukuran yang bervariasi. Ada hiu yang berukuran kecil, sedang, dan berukuran raksasa seperti lima spesies hiu terbesar di atas!

Baca Juga: Ini 7 Jenis Hiu Purba Paling Mengerikan di Dunia, Seram!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

- Kekayaan laut Papua tak habis menuai pujian dunia. Jika Raja Ampat sudah memukau, tunggu sampai tahu soal Teluk Cendrawasih, Papua Barat. Inilah rumah untuk hiu terbesar di dunia.

Ikan primadona itu adalah hiu paus alias whale shark, ikan hiu terbesar di dunia. Panjangnya bisa 12 meter, sepanjang bis kota! Hiu paus ada juga di Maladewa. Tapi di Indonesia, rumah mereka adalah Teluk Cendrawasih di Papua Barat. Berenang bersama hiu paus adalah idaman banyak wisatawan penggemar diving.

Operator cruise dan diving, North Star Cruises dari Australia, baru-baru ini telah mengantungi izin dari pemerintah Indonesia untuk bisa membawa wisatawan ke Teluk Cendrawasih yang ada di belakang kepala burung Pulau Papua ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari situs resmi North Star, Senin (30/7/2012), mereka memang melayani pelayaran untuk diving ke Papua Barat dan Papua Nugini. Di Papua Barat, mereka punya pelayaran diving ke Raja Ampat, dan kali ini mereka pun sudah punya pelayaran diving ke Taman Laut Teluk Cendrawasih.

Teluk Cendrawasih tersohor sebagai tempat tujuan migrasi ikan. Ada lebih dari 200 spesies ikan termasuk ikan kakatua, anemon dan 4 jenis penyu.

Nah, hiu paus ini menjadi daya tarik di Teluk Cendrawasih. Ikan ini terkenal suka mencomot ikan-ikan yang sudah dijaring nelayan. Ini adalah keunikan yang luar biasa.

Pakar laut North Star, Dr Andy Lewis kepada Sydney Morning Herald mengatakan, nelayan di Teluk Cendrawasih membangun hubungan yang baik dengan hiu paus. Ada nilai lokal yang positif dimana nelayan Teluk Cendrawasih menganggap hiu paus adalah jimat keberuntungan. Hubungan yang harmonis bukan?

Jangan takut dengan kebuasan hiu paus. Ikan ini hanya makan zooplankton, udang-udang kecil, ubur-ubur dan anak-anak koral, selain juga ikan pemberian nelayan.

General Manager North Star, Peter Trembath mengatakan wisatawan yang ikut paket mereka bisa diving dan snorkling sepuasnya. Paket yang ditawarkan untuk melihat hiu paus adalah pelayaran 10 hari ke Teluk Cendrawasih.

Diving site yang ditawarkan adalah Pulau Amsterdam yang memiliki situs Junkyard, kapal Perang Dunia II di kedalaman 30 meter yang jernih dan kini menjadi habitat ikan. Pelayaran ke Teluk Cendrawasih dimulai Oktober 2012 dan dijual AUD 18.495 per orang (atau Rp 183,5 juta) untuk 10 hari, termasuk pesawat dari Darwin, Australia ke Sorong, Papua Barat. Berminat?

Mari kita mengenal Benteng Wolio, bangunan benteng paling besar di dunia. Lokasinya ada di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Benteng Wolio awalnya dibangun oleh Raja Buton III bernama La Sangaji yang bergelar Kaimuddin pada abad ke-16. Benteng tersebut hanya dibangun dalam bentuk tumpukan batu karst yang disusun mengelilingi komplek istana untuk membuat pagar pembatas antara komplek istana dengan pemukiman masyarakat sekaligus sebagai benteng pertahanan.

Namun, pada masa pemerintahan Raja Buton IV, La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin, benteng berupa tumpukan batu tersebut dijadikan bangunan permanen. Konon katanya batuan tersebut direkatkan dengan campuran putih telur, pasir, dan kapur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada masa kejayaan pemerintahan Kesultanan Buton, keberadan Benteng Wolio memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi kerajaan. Dalam kurun waktu lebih dari empat abad, Kesultanan Buton bisa bertahan dan terhindar dari ancaman musuh.

Benteng Wolio sendiri memiliki 12 pintu gerbang yang disebut 'Lawa' dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut 'Badili', 4 boka-boka (bastion berbentuk bulat), batu tondo (tembok keliling), parit, dan alat persenjataan.

Karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik pada zamannya.

Salah satu sultan yang sangat dihormati pada masanya ialah Sultan Buton VI, Lakilaponto atau yang dikenal dengan nama Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis.

Benteng Wolio di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Foto: Kemenparekraf)

Ia menjadi sultan pertama dan raja terakhir, karena sistem pemerintahan yang semula kerajaan diubah menjadi kesultanan. Sebagai raja beliau memerintah selama 20 tahun, sementara sebagai sultan selama 26 tahun.

Agama Islam mulai masuk ke Kota Baubau saat di bawah pemerintahannya. Semasa pemerintahannya pula, ia mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masigi Ogena atau Masjid Agung Kesultanan Buton. Hingga kini masjid tersebut masih difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam.

Menurut Keterangan Ketua Pokdarwis Dadi Mangora Keraton Molagina Maman di dalam Masjid Agung Kesultanan Buton ini sarat akan makna. Sebut saja jumlah anak tangganya ada sebanyak 17, menandakan jumlah rakaat salat.

Lalu untuk panjang bedugnya 99 cm, melambangkan asmaul husna dan pasaknya berjumlah 33 sesuai dengan jumlah tasbih.

Makam Sultan Muhrum juga berada di dalam kawasan Benteng Wolio. Dibangunnya makam guna memberikan penghormatan kepada jasa-jasa Sultan semasa hidupnya. Makam ini kerap kali dimanfaatkan masyarakat sebagai wisata ziarah atau yang disebut dengan 'Santiago'.

Di dekat makam Sultan Muhrum terdapat Batu Yi Gandangi. Menurut masyarakat setempat belum sah ke Kota Baubau kalau belum menyentuh batu tersebut. Dulunya tempat batu ini terdapat mata air pada celah batu yang diyakini dapat mengeluarkan air bila ada penobatan raja atau sultan.

Selain Benteng Wolio yang menjadi warisan budaya nusantara, terdapat beragam unsur atraksi wisata menarik. Diantaranya Kande-Kandea, Posipo, Alana Bulua, Dole-Dole, Tandaki, Haroa, Qadiri, Qunua, Tembaana Bula, serta berbagai permainan tradisional. Namun, atraksi tersebut hanya bisa dinikmati pada waktu tertentu, tergantung tradisi masyarakat Buton serta pada setiap event budaya lainnya di Kota Baubau.

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim hujan telah tiba, di mana saat musim hujan biasanya hewan-hewan yang terbilang berbahaya akan muncul, terutama ular.

Bagi Anda yang bertempat tinggal di desa atau di kota dengan pekarangan yang cukup luas dan tanaman yang cukup lebat mungkin perlu mewaspadai akan kemunculan ular.

Perubahan iklim, seperti kenaikan suhu dan cuaca tidak menentu, juga berpengaruh terhadap ular. Dikutip dari WHO (World Health Organization), perubahan iklim dan kemunculan ular memiliki keterkaitan.

Organisasi Kesehatan Dunia itu menyebut bahwa perubahan iklim hanya akan memperburuk masalah bagaimana ular berbagi tempat dengan manusia. Hal ini karena ular akan menggeser distribusinya seiring dengan meningkatnya suhu dan kejadian-kejadian ekstrem yang lebih sering terjadi.

Manusia akan mengubah praktik pertanian, sehingga akan ada tekanan lebih besar bagi ular untuk bermigrasi atau mengungsi. Akibatnya, kontak dan konflik antara manusia dengan ular diperkirakan akan menjadi lebih sering terjadi di beberapa wilayah

Ular merupakan kelompok reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang yang tersebar luas di dunia. Hewan ini kerap dikenal bahaya karena beberapa diantaranya memiliki bisa yang mematikan.

Namun, tidak semua ular memiliki bisa yang mematikan. Salah satunya yakni ular sanca. Meski tidak memiliki bisa, tetapi ular sanca tetap menjadi hewan yang mematikan karena memiliki kemampuan konstriksi yang efektif untuk membunuh mangsanya.

Ular sanca akan melilit tubuh mangsanya dengan erat, memadatkan cengkeramannya, dan membuat mangsanya mati lemas karena aliran darah dan pernapasannya terhenti.

Pada musim hujan, ular sanca cenderung lebih sering ditemukan karena mungkin habitat teresterialnya tergenang, maka ular akan keluar dari persembunyiaanya untuk mencari tempat yang nyaman.

Sebagai satwa berdarah dingin, ketika kepanasan, maka ular harus masuk ke air. Untuk itu, ular harus bisa mengontrol suhu tubuhnya, jangan sampai melebihi batas suhu toleransi lingkungan, karena bisa mati.

Umumnya, ular sanca termasuk salah satu ular terbesar di dunia. Beberapa spesies ular sanca bisa tumbuh hingga 8-10 meter. Bahkan, rahang bawah ular sanca bisa terbuka lebar hingga sepuluh kali kepala manusia.

Dengan ukuran raksasanya, ular-ular tersebut bisa terhindar dari predator dan bisa memakan berbagai jenis hewan. Adapun ular sanca biasanya berburu mangsa di malam hari, seperti kadal, burung, dan mamalia kecil.

Mereka juga cenderung hidup di daerah tropis. Itulah kenapa, benua Asia jadi tempat tinggal banyak ular raksasa. Tak tanggung-tanggung, beberapa spesies ular terbesar di dunia dan ular terpanjang di dunia dapat ditemukan di Asia, terutama di Asia Tenggara.

Secara umum, ular-ular besar tersebut menghuni hutan. Namun tak jarang, mereka juga ditemukan di area pemukiman. Apalagi jika sudah memasuki musim hujan, sehingga potensi keluarnya ular-ular ini di pemukiman cukup besar.

Lalu, jenis ular sanca apa yang terbilang sangat besar mungkin di dunia? Berikut ini daftarnya.

1. Sanca Bodo (Python bivittatus)

Sanca bodo adalah ular sanca terbesar di dunia sekaligus spesies ular terbesar di Asia. Mengutip beberapa sumber, ular dengan nama ilmiahpython bivittatusini bisa tumbuh sepanjang 7 meter dan seberat 182,2 kilogram. Namun ular sebesar itu cukup jarang ditemukan, rata-rata panjang ular ini ada di angka 3 sampai 5 meter dengan berat 20 sampai 40 kg.

Tak cuma besar, ular ini juga punya badan yang gemuk dan berotot. Karena tidak berbisa, bentuk tubuhnya tersebut membantu sanca bodo untuk melilit mangsa dengan sangat kuat.Tubuhnya berwarna cokelat dan dipenuhi pola kotak-kotak layaknya jerapah, kepalanya berbentuk seperti berlian dengan pola panah di atasnya.

Penyebarannya cukup luas dan bisa ditemukan di Myanmar, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Laos, Kamboja, hingga China.

Mereka juga menjadi hewan invasif di Florida, Amerika Serikat (AS) dan memberikan efek buruk bagi ekosistem asli di sana. Ular ini juga perenang yang handal dan menghuni hutan, rawa, padang rumput, dan daerah dekat sungai.

2. Sanca Kembang (Malayopython Reticulatus)

Sanca kembang memang bukan ular terbesar di Asia, tetapi spesies ini adalah yang terpanjang. Memang tidak seberat sanca bodo, tetapi ular ini punya badan yang jauh lebih panjang, yaitu di angka 10 meter bahkan lebih.

Badannya juga lebih memanjang dan ramping. Karenanya, tak jarang sanca kembang juga memanjat pohon untuk mencari hewan seperti burung, kadal, atau monyet. Kulitnya juga punya warna cokelat muda yang dihiasi corak seperti batik atau bunga berwarna jingga, putih, dan hitam.

Selain itu, di bagian depan mulutnya, ular raksasa ini memiliki sensor pendeteksi panas yang memudahkannya mendeteksi mangsa di lebatnya hutan dan pepohonan.

Mangsanya sangat beragam. Mereka bisa memakan mamalia kecil, burung, monyet, babi, bahkan dalam beberapa kasus, sanca kembang sanggup memakan manusia.

Karena tidak berbisa ular ini mengandalkan giginya yang tajam dan lilitannya yang kuat membunuh mangsa. Mereka juga tersebar luas dan dapat ditemukan di India, Thailand, Malaysia, sampai Indonesia.

3. Sanca Batu India (Python Molurus)

Sanca batu india atauPython molurusmerupakan kerabat dekat dari sanca bodo. Bahkan awalnya, kedua ular ini diklasifikasikan sebagai satu spesies.

Dahulu, sanca bodo merupakan subspesies dari sanca batu india dan punya nama ilmiah python molurus bivitattus.Akhirnya setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda.

Pada 2009, pemisahan spesies antara sanca bodo dan sanca batu india dilakukan. Namun, karena kekerabatannya yang dekat, kedua ular ini punya ciri fisik yang serupa.

Keduanya sama-sama berwarna cokelat, tapi pola di tubuh sanca batu india lebih acak dan tidak mengotak seperti di tubuh sanca bodo. Ukuran sanca batu india lebih kecil, yaitu dengan panjang di angka 4 sampai 6 meter.

Seperti namanya, sanca batu india juga lebih suka berada di bebatuan, padang rumput, savana, hutan terbuka, dan terkadang berada di dekat perairan. Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka jadi habitat alami ular tidak berbisa ini.

4. Sanca Patola (Simalia Amethistina)

Sanca patola merupakan ular tidak berbisa yang bisa tumbuh hingga sepanjang 4 meter dengan bobot mencapai 15 kilogram.

Mereka juga salah satu ular raksasa yang bisa ditemukan di Pulau Papua dan Australia. Ular ini merupakan hewan arboreal dan kerap ditemukan bertengger di dahan atau ranting pohon.

Sebagai ular arboreal tentunya ular ini punya tubuh yang ramping, panjang, dan otot yang kuat. Mereka juga sangat suka memakan hewan-hewan seperti burung, tupai, kelelawar, dan reptil kecil.

Ular dengan nama ilmiah simalia amethistinaini punya perpaduan warna hitam, cokelat, dan jingga yang sangat menawan. Sisiknya juga halus dan akan memancarkan warna pelangi terang jika terkena sinar matahari, karenanya ia sangat populer sebagai peliharaan.

Namun karena hal ini sanca patola sering diburu dan menyebabkan populasinya kian menurun. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin ular eksotis ini akan punah di kemudian hari.

5. Sanca Papua (Apodora Papuana)

Sesuai namanya, ular sanca ini banyak ditemukan di Pulau Papua, tepatnya di Indonesia dan Papua Nugini. Ular ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 4,3 meter.

Warnanya cukup beragam mulai dari cokelat, abu-abu, sampai hitam. Warna tersebut juga punya fungsi, yaitu untuk membantu ular ini bersembunyi dan berkamuflase di bawah bebatuan, kayu, dan rerumputan di hutan dan savana.

Secara khusus, sanca papua hanya memakan mamalia kecil. Ia juga merupakan predator penyergap yang akan berdiam diri sembari menunggu mangsanya mendekat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Icon of the Seas, kapal pesiar berbahan bakar LNG bersiap untuk melakukan pelayaran pertamanya. Walau begitu, pelayaran kapal yang punya ukuran 7 kali lebih besar dari Titanic ini membuat dunia khawatir.

Mengutip detikTravel dari BBC pada Minggu (28/1), kapal pesiar terbesar dunia ini akan dijadwalkan berlayar dari pelabuhan Miami, Florida, AS. Kapal milik Royal Caribbean Internasional ini akan berangkat pada Sabtu (27/1) waktu Miami.

Kekhawatiran muncul dari para pemerhati lingkungan. Mereka memperingatkan bahwa kapal bertenaga gas alam cair (LNG) ini akan mengeluarkan gas metana ke udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah langkah ke arah yang salah," ucap Bryan Comer, direktur Program Kelautan di Dewan Internasional Transportasi Bersih (ICCT).

Kapal sepanjang 365 m ini rencananya akan berlayar selama 7 hari di daerah tropis. Icon of the Seas memiliki 20 dok dan dapat menampung 7.600 penumpang.

"Kami memperkirakan bahwa penggunaan LNG sebagai bahan bakar laut menghasilkan emis gas rumah kaca sebesar 120% lebih banyak dibandingkan dengan minyak gas laut," jelasnya.

Awal pekan ini, ICCT merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa emisi metana dari kapal berbahan bakar LNG lebih tinggi dari perkiraan peraturan yang ada.

Hasil bakaran LNG memang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar laut tradisional, seperti bahan bakar minyak. Namun LNG memiliki risiko kebocoran.

Metana merupakan gas rumah kaca yang kuat di atmosfer. Gas ini dapat memerangkap panas 80 kali lebih banyak daripada karbon dioksida selama 20tahun. Mengurangi emisi ini dipandang penting untuk memperlambat pemanasan global.

Seorang juru bicara Royal Caribbean mengatakan bahwa Icon of the Seas lebih hemat energi 24% dari ketentuan Organisasi Maritim Internasional untuk kapal modern.

Perusahaan induk, Royal Caribbean berencana untuk memperkenalkan kapal net-zero pada tahun 2035.

Icon of the Seas memiliki besar 5 kali kapal Titanic. Pembangunan kapal pesiar memakan biaya sampai USD 2 miliar. Di dalamnya ada 7 kolam renang, enam seluncuran air dan lebih dari 40 restoran, bar dan lounge.

Artikel ini telah tayang di detikTravel dengan judul Kapal Pesiar Terbesar Dunia Berlayar Bikin Dunia Khawatir, Kenapa?